Rabu, 29 Februari 2012

Eksotika Pulau Pramuka (Kepulauan Seribu)











MANGROVE DI PULAU SERIBU

foto : Bayu. Herdianto

MANGROVE DI PULAU SERIBU

Mangrove merupakan formasi-formasi tumbuhan pantai yang khas di pinggiran-pinggiran Kepulauan seribu, Formasi mangrove merupakan perpaduan antara daratan dan lautan. Mangrove tergantung pada air laut (pasang) dan air tawar sebagai sumber makanannya

Di Indonesia, mangrove telah dikenal sebagai hutan pasang surut dan hutan mangrove, atau hutan bakau. Akan tetapi, istilah bakau sebenarnya hanya merupakan nama dari istilah satu jenis tumbuhan yang menyusun hutan mangrove, yaitu Rhizophora spp.

Mangrove di Kepulauan seribu sangat penting untuk melindungi pulau-pulau dari hantaman ombak besar karena bila mana di suatu pulau tidak di tanami tumbuhan mangrove di pasttikan umur pulau tersebut tidak akan bertahan lama karena pulau tersebut nantinya akan terkena abrasi/tenggelam

Mangrov sendiri adalah jenis tanaman dikotil yang habitat aslinya adalah daerah payau. Ciri mangrove adalah tidak terpengaruh pada iklim, terpengaruh pasang surut, tanah tergenang air laut, tanah rendah pantai, hutan yang tidak memiliki struktur tajuk, dapat tumbuh hingga 30 meter. Mangrove juga memiliki akar yang khas yaitu akarnya justru menyembul dipermukaan tanah yang berair.

kondisi mangrove sudah cukup memprihatinkan, dimana rentang lahan yang semula ditumbuhi mangrove semakin menyusut. Hal ini disebabkan oleh kerusakan lingkungan akibat polusi dari zat-zat beracun yang mengalir melalui sungai-sungai di Jakarta. Juga volume sampah yang terbawa oleh air laut, sudah sedemikian mengkhawatirkan dan mencemari pulau

Sampai dengan saat ini, Pemerintah Kepulauan Seribu , senantiasa giat membudiyakan pohon bakau. Selain sebagai penahan ombak agar pantai tidak mengalami abrasi maka pohon bakau berfungsi sebagai tempat berkembang biak bagi ikan dan kepiting.

Semoga budidaya pohon bakau terus berlanjut agar keberadaan Pulau Seribu dan Kawasan pantai-pantai lainnya di indonesia dapat meniru budidaya bakau tersebut untuk menjaga kelestariannya.

Narasi : Bayu Herdianto